Cibinong, SuaraBotim.com – Lonjakan harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Bogor mulai dirasakan memberatkan pedagang kecil.
Salahsatu pedagang Pecel Ayam dan Ayam Geprek di Jalan Raya Karadenan Ibu Fikri mengaku kesulitan menghadapi kenaikan harga yang terus berlangsung sejak awal tahun.
“Kenaikan harga sudah dari tahun baru, sampai sekarang masih mahal. Saya tetap pakai cabai untuk membuat sambalnya walaupun rugi sedikit, karena sambal adalah kebutuhan utama. Kalau mau nanam sendiri juga kan nggak langsung panen,” ujar Ibu Fikri Kamis (9/1/25).
Menurutnya, harga cabai setan di Pasar Cibinong kini mencapai Rp130 ribu per kilogram. Meski harga melambung, Ibu Fikri mengaku tetap membeli cabai karena menjadi bahan pokok dagangannya.
“Mau tidak mau harus beli, karena butuh untuk bikin sambal. Tapi saya harap harga cabai bisa turun lagi seperti semula, supaya kami pedagang kecil tidak terbebani,” harapnya.
“Walaupun harga cabai naik, tapi harga jualan saya tetap, gaada kenaikan. Jadi keuntungannya tipis akibat kenaikan bahan pokok,” sambungnya.
Sebelumnya, Seorang pedagang cabai di Pasar Citeureup Enday Suganda (32) mengungkapkan, harga cabai mengalami kenaikan drastis dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kalau tahun kemarin, cabai merah sebelumnya Rp80 ribu sekarang menjadi Rp120 ribu, cabai setan sebelumnya 60 ribu sekarang menjadi Rp140 ribu, cabai rawit hijau sebelumnya 40 ribu sekarang 80 ribu. Bawang merah juga naik dari Rp30 ribu jadi Rp40 ribu” paparnya kepada SuaraBotim.com. Sabtu (4/1/25).
Enday juga menuturkan, dengan kenaikan harga bahan pokok tersebut, banyak pembeli yang mengeluh dan berkurangnya keuntungan.
“Pembeli banyak yang komplain, mungkin mereka kaget karena tahun baru harga naik. Dampaknya pembeli jadi beli sedikit-sedikit, sehingga keuntungan juga berkurang,” pungkasnya.
(pandu maulana)