SuaraBotim.Com – Seni ketangkasan domba Garut merupakan salah satu warisan budaya khas dari Tatar Sunda, khususnya dari Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Tradisi ini telah mengakar sejak abad ke-19, awalnya berkembang di kalangan bangsawan dan peternak sebagai bentuk hiburan, namun kini menjadi ajang prestisius yang menggabungkan nilai budaya, ekonomi, dan kebersamaan masyarakat.
Salah satu bentuk modern dari pelestarian budaya ini adalah semi kontes seni ketangkasan domba Garut. Berbeda dari adu domba konvensional, semi kontes lebih menonjolkan aspek estetika, teknik gerakan, serta ketangkasan domba dalam format pertandingan yang lebih aman dan terstruktur.
Semi kontes adalah ajang kompetisi yang menilai keindahan, postur, serta gaya bertarung domba Garut dalam suasana yang penuh semangat namun tetap menjaga unsur keselamatan. Acara ini biasanya diikuti oleh ratusan pasang domba dari berbagai daerah, seperti Garut, Sukabumi, Bandung, Cianjur, hingga luar Jawa Barat seperti Banten dan Tangerang.
Dalam semi kontes, domba-domba akan dinilai oleh juri berdasarkan teknik gerak, kecepatan respon, postur tubuh, hingga semangat bertarung. Para peserta bersaing di berbagai kelas, mulai dari pemula hingga profesional, dengan hadiah yang bervariasi seperti alat elektronik, kendaraan, hingga hewan ternak bernilai tinggi.
Semi kontes tidak sekadar adu ketangkasan. Ia menyimpan makna yang dalam, antara lain:
– Pelestarian budaya lokal: Menjaga eksistensi seni ketangkasan domba Garut agar tidak tergerus zaman.
– Penguatan ekonomi peternak: Domba berprestasi dalam kontes memiliki nilai jual lebih tinggi, sehingga berdampak langsung pada kesejahteraan peternak.
– Ajang silaturahmi: Mewadahi interaksi antarpeternak dan pencinta domba dari berbagai latar belakang.
– Edukasi generasi muda: Membuka peluang bagi kaum muda untuk mengenal dan mencintai budaya lokal.
Berbagai komunitas peternak seperti HPDKI (Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia) menjadi motor penggerak kegiatan ini. Pemerintah daerah pun aktif mendukung, baik dalam bentuk fasilitas, penyuluhan, hingga promosi. Bahkan TNI, melalui Korem 062/Tarumanagara, pernah mengadakan kontes terbuka untuk mempererat hubungan antara militer dan rakyat.
Di era digital, semi kontes ketangkasan domba Garut mulai merambah media sosial. Para influencer, youtuber, dan komunitas kreatif ikut serta mempromosikan kegiatan ini agar dikenal oleh kalangan muda. Tujuannya adalah menjadikan budaya lokal sebagai kebanggaan nasional yang tidak lekang oleh waktu.
Semi kontes seni ketangkasan domba Garut adalah perwujudan cinta terhadap budaya, semangat kebersamaan, dan kreativitas masyarakat Sunda. Tradisi ini bukan hanya tentang adu domba, tapi tentang bagaimana sebuah warisan budaya bisa terus hidup, relevan, dan memberi manfaat di tengah perubahan zaman.