Gunung Putri, SuaraBotim.com _ Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor Achmad Fathoni tinjau langsung kondisi SDN 06 Wanaherang yang mengalami kerusakan ruang kelas hingga atap sekolah. Selasa (5/11/24).
“Pagi ini meninjau langsung dan melihat realnya serta mendengar langsung tentang kondisi sekolah yang dari tahun 1992 dibangun tanpa anggaran pemerintah, direnov juga enggak pakai anggaran pemerintah,” katanya kepada SuaraBotim.com.
Pria yang akrab disapa Fathoni tersebut mengaku miris setelah melihat kedalam 3 ruang kelas yang sudah tidak layak tapi masih dipakai kegiatan belajar mengajar. Apalagi, kata dia, ada beberapa kursi yang memang sengaja dikosongkan khawatir siswa tertimpa plafon. “ Karena tidak ada bangunan lain maka bangunan ini masih dipakai, oleh karena itu saya akan bantu dorong untuk tahun ini bisa direalisasikan dengan menggunakan anggaran Cadangan CSR yang ada di Pemda,”terangnya.
”Kalau di perubahan 2024 sudah tidak mungkin karena ketuk lalu bulan September. Tapi kalau di 2025 mau kita bahas dan akan saya prioritaskan menjadi list. Jika memungkinkan ada opsi lain karena kan pemda sebenarnya ada titipan CSR yang mestinya bisa dialokasikan untuk hal hal darurat seperti ini, saya khawatir kalau nunggu 2025 paling cepat kan Maret April tuh realisasinya dan sementara Desember menghadapi musim hujan,” tambahnya.
Sementara, Kepala Sekolah SDN 06 Wanaherang Agustina menjelaskan, dirinya sudah mengajukan dari tahun 2022 dan sudah ada anggarannya. “Saya juga sudah mengajukan ke musrembang tiap tahunnya, kata Pak Deden kalau di tahun 2025 sudah ada anggarannya itu bisa dikerjakan, dan kalau belum paling di tahun 2026,”cetusnya.
“Ada sekitar lima ratus siswa, tiga kelas yang mengalami kerusakan dan masih dipakai. Memang karena tidak ada ruangan lagi, karena sekarang lagi musim hujan saya khawatir takutnya rubuh saat KBM” terusnya.
Agustina menyebut, pada saat hujan banyak kelas yang bocor serta penjaga sekolah enggan memperbaiki karena takut rubuh kayu atap sudah rapuh. “Semua ada 13 romble, jadi dibagi dua shift pagi dam siang. Ketika sudah keliatan pemgen hujan itu saya pulangkan karena takut rubuh,” pungkasnya.
(pandu maulana)