Gunung Putri, SuaraBotim.com _ Harga bahan pokok di Pasar Citeureup, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, mengalami kenaikan signifikan hingga 50 persen pasca Natal dam Tahun Baru 2025. Lonjakan harga ini terutama terjadi pada komoditas cabai, sayuran, hingga telur.
Seorang pedagang cabai di Pasar Citeureup Enday Suganda (32) mengungkapkan, harga cabai mengalami kenaikan drastis dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kalau tahun kemarin, cabai merah sebelumnya Rp80 ribu sekarang menjadi Rp120 ribu, cabai setan sebelumnya 60 ribu sekarang menjadi Rp140 ribu, cabai rawit hijau sebelumnya 40 ribu sekarang 80 ribu. Bawang merah juga naik dari Rp30 ribu jadi Rp40 ribu” paparnya kepada SuaraBotim.com. Sabtu (4/1/25).
Enday juga menuturkan, dengan kenaikan harga bahan pokok tersebut, banyak pembeli yang mengeluh dan berkurangnya keuntungan.
“Pembeli banyak yang komplain, mungkin mereka kaget karena tahun baru harga naik. Dampaknya pembeli jadi beli sedikit-sedikit, sehingga keuntungan juga berkurang,” ungkapnya.
Kenaikan harga tidak hanya terjadi pada cabai dan bawang, tetapi juga pada sayuran lain seperti timun dan kentang. Hal ini semakin menekan daya beli masyarakat, termasuk para pedagang kecil.
Salahsatu pembeli yang juga berprofesi sebagai pedagang pakaian Susi (56), menyampaikan keluhannya karena naiknya harga bahan pokok secara drastis.
“Intinya harga harus normal lagi supaya pasar ramai. Naiknya parah, terutama cabai. Makan tanpa cabai itu enggak enak. Saya berharap harga cabai dan bahan pokok lainnya bisa normal lagi. Sekarang, setiap tahun baru harganya gila-gilaan. Setelah COVID-19, harga terus naik bikin pusing,” ujarnya.
“Selain cabai dan sayuran, harga telur juga naik dari Rp28 ribu menjadi Rp31 ribu per kilogram, menambah beban masyarakat,” sambungnya.
Kenaikan harga bahan pokok ini diharapkan segera mendapatkan perhatian dari pemerintah dan pihak terkait untuk menjaga stabilitas harga, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
(pandu maulana)