Cileungsi, SuaraBotim.com _ Supir angkutan umum (angkot) trayek 64 berinisial S (62) ditemukan meninggal dunia di dalam kendaraannya di kawasan Cileungsi, Kabupaten Bogor, pada Sabtu (4/1/2025).
Kejadian ini mengejutkan warga sekitar, meskipun pihak kepolisian memastikan bahwa penyebab kematian adalah sakit yang di derita almarhum.
Kanit Intel Polsek Cileungsi Iptu Purwanto menjelaskan, korban S meninggal dunia karena stroke yang sudah diidapnya selama dua tahun terakhir.
“Itu bukan penemuan mayat, melainkan meninggal dunia karena stroke. Almarhum memang sudah lama sakit dan kondisinya belum pulih sepenuhnya,” katanya kepada SuaraBotim.com saat dikonfirmasi melalui pesan singkat Whatsapp.
Iptu Purwanto menambahkan bahwa sebelum kejadian, S sempat berkomunikasi dengan keluarganya sekitar pukul 05.00 pagi.
“Sebenarnya, pihak keluarga sudah melarangnya keluar. Mungkin beliau merasa tidak enak badan, lalu berusaha pindah tempat, tetapi akhirnya tidak sadarkan diri. Diperkirakan meninggal sekitar pukul 07.00,” jelasnya.
“Almarhum langsung dibawa oleh keluarganya ke kediamannya di Kampung Gandoang, Kecamatan Cileungsi,” sambungnya.
Sementara, warga yang ada dilokasi Suryati (32) mengungkapkan, awalnya ia mengira sang supir sedang tidur. Namun, hingga pukul 09.00, S tidak juga bergerak, sehingga ia meminta bantuan kepada petugas keamanan setempat.
“Awalnya saya pikir beliau tidur, tapi kok lama banget dari jam 7 pagi sampai jam 9. Akhirnya saya minta tolong ke satpam PT Cosmo dan angkot lain yang lewat untuk mengecek,” ujar Suryati.
Setelah memastikan kondisi S, petugas keamanan segera menghubungi Bhabinkamtibmas dan keluarga korban. Jenazah S kemudian dibawa ke rumah duka di Kampung Sawah, Kabupaten Bogor.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi para pengemudi angkutan umum untuk memprioritaskan kesehatan, terutama jika memiliki riwayat penyakit serius. Dukungan dari keluarga juga menjadi hal yang sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Polsek Cileungsi turut mengimbau masyarakat agar segera melaporkan kejadian serupa kepada pihak berwenang untuk penanganan lebih lanjut.
(pandu maulana)