Cibinong, SuaraBotim.Com – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia, Muhaimin Iskandar memastikan, Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS) di Cibinong sangat siap menggelar proses belajar mengajar dalam program Sekolah Rakyat.
Lokasi ini menjadi salah satu dari 100 titik awal Sekolah Rakyat yang direncanakan akan diresmikan langsung oleh Presiden RI pada awal Agustus 2025.
“Sentra Terpadu Inten Soeweno ini sangat siap, fasilitasnya lengkap, dan insyaallah akan diresmikan oleh Pak Presiden bersama 100 titik lainnya,” ujar Cak Imin kepada SuaraBotim.Com, Senin (14/7/25).
Menurutnya, dari hasil peninjauan langsung, STIS tidak hanya siap secara fisik, tetapi juga secara sistem pembelajaran.
“Alhamdulillah semua fasilitas sudah lengkap, mulai dari asrama, tempat tidur, kamar mandi, UKS, OSIS, laboratorium lengkap, perpustakaan, kelas, hingga modul pendidikan yang sudah terkomputerisasi,”jelasnya.
Muhaimin juga menyoroti pentingnya talent mapping atau pemetaan bakat yang diterapkan sejak awal di Sekolah Rakyat.
“Dengan pemetaan ini, masing-masing anak akan mengetahui potensi dan arah masa depannya. Meskipun masih luas, tetapi mereka memiliki alternatif pilihan yang jelas,” katanya.
Yang paling berkesan bagi Muhaimin adalah kurikulum dan modul pelatihan pendidikan yang sudah disiapkan dengan sangat baik.
“Kurikulum dan modulnya sangat penting, karena inilah yang akan menjadi pembeda Sekolah Rakyat dari sistem pendidikan konvensional,” imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf menambahkan, bahwa untuk tahap rintisan, Sekolah Rakyat akan menggunakan gedung-gedung milik pemerintah pusat atau daerah yang dinyatakan layak pakai oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
“Kami mengirim surat ke Kementerian PU untuk melakukan survei dan penilaian terhadap kelayakan gedung. Misalnya di sini, kapasitas siswa 100 orang karena hasil kajian PU menunjukkan demikian. Ada juga yang kapasitasnya 150, ada yang hanya dua kelas, semua tergantung rekomendasi PU,” jelas Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Terkait jumlah peserta didik, Gus Ipul menyebut, bahwa kuota akan berbeda-beda tergantung pada hasil evaluasi teknis dari PU.
“Kami menyesuaikan kapasitas dan fasilitas yang tersedia di masing-masing sekolah,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, bahwa tolok ukur keberhasilan program Sekolah Rakyat akan dievaluasi secara bertahap.
“Karena ini baru dimulai, indikator keberhasilannya bisa diukur mulai tahun depan. Untuk sekarang, kami fokus pada pelaksanaan yang berkualitas,” pungkasnya.
(Pandu)







