Cibinong, SuaraBotim.Com — Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor mengambil langkah tegas dalam upaya pencegahan kekerasan dan kenakalan pelajar di sekolah. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Bambang Tawekal, menegaskan bahwa pihaknya telah membentuk Tim Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan (TPPK) yang bertugas mengawasi dan menangani berbagai bentuk kekerasan di lingkungan sekolah, mulai dari tingkat SD, SMP, hingga TK.
“Kami dari Kabupaten Bogor memang membawahi pengelolaan pendidikan di jenjang SD dan SMP. Fokus kami bukan hanya pada penanganan siswa nakal, tetapi juga mencegah kekerasan verbal, bullying, dan tindakan lain yang bisa mengganggu pembinaan karakter anak-anak didik,” jelasnya kepada SuaraBotim.Com, Sabtu (3/5/25).
Menurut Bambang, TPPK yang dibentuk di setiap sekolah bekerja sama dengan satuan tugas dari pemerintah daerah, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA), serta Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak).
Upaya tersebut didukung dengan pelatihan (bimtek) kepada guru Bimbingan dan Konseling (BK) agar pendekatan yang dilakukan bersifat preventif.
“Tim ini sudah beberapa kali melaksanakan tugas. Kalau ada laporan kekeliruan, kami tindaklanjuti. Bila memang perlu, kita mediasi antara pihak-pihak terkait untuk mencari solusi terbaik,” tuturnya.
Langkah strategis ini juga sejalan dengan arahan Bupati Bogor dan Gubernur Jawa Barat yang mendorong penguatan internal di sekolah untuk menekan angka kenakalan remaja, termasuk tawuran.
Bambang menyebut bahwa seluruh program penanggulangan disesuaikan dengan karakter sosial dan budaya masyarakat Kabupaten Bogor agar lebih efektif dalam implementasinya.
“Kami optimalkan dengan membentuk satuan tugas di sekolah masing-masing. Ini menjadi tanggung jawab bersama seluruh pelaksana pendidikan di Kabupaten Bogor,” tutupnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, bahwa masalah anak-anak remaja yang mengalami perilaku tidak baik merupakan tanggung jawab orang tua dan tanggung jawab negara.
Akan tetapi, yang terjadi saat ini problem kenakalannya sudah akut sampai pada tindak kriminal sehingga tidak bisa dibiarkan.
“Untuk itu kebijakan barak militer bagi anak-anak nakal sesungguhnya adalah kebijakan untuk mengembalikan jati diri anak pada pola disiplin dan pola hidup yang sesuai dengan sikap dan sifat masa remajanya, terarah memiliki visi dan memiliki masa depan yang baik,” tutupnya.
(Pandu)