Cibinong, SuaraBotim.Com – Aktivitas cut and fill yang dilakukan PT Dwi Agra Sejahtera di Kelurahan Tengah, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, kembali menuai sorotan.
Kali ini, pekerjaan tersebut mengakibatkan rusaknya pagar di SDN Cipayung 01 akibat genangan air yang tidak tertangani dengan baik. Air hujan yang menggenang di sekitar pagar sekolah disebabkan oleh ketiadaan saluran drainase yang memadai di lokasi proyek.
Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Ahmad Maulana, menegaskan bahwa kejadian ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, sudah beberapa kali wilayah tersebut terdampak, bahkan enam rumah warga sempat kebanjiran.
Ahmad menduga kerusakan ini terjadi karena pihak pengembang tidak mematuhi ketentuan perizinan yang sudah dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Bogor.
“Ini sudah beberapa kali terjadi, kemarin hujan lebat, karena owner proyek tidak mengikuti izin-izin resmi yang dikeluarkan pemkab. Ada kajian soal banjir, seharusnya mereka mengikuti itu, menata drainase dengan baik,” ujarnya kepada SuaraBotim.Com, Sabtu (3/4/25).
Ahmad menambahkan bahwa izin proyek tersebut sebenarnya sudah ada sejak 2019, namun pelaksanaannya di lapangan justru tidak mengikuti aturan yang berlaku.
“Kalau mereka ikuti aturan teknis dari Pemkab Bogor, kejadian seperti ini tidak akan terjadi,” cetusnya.
Sebagai langkah konkret, Ahmad bersama pihak Kecamatan, Kelurahan, serta RT dan RW setempat akan melakukan inspeksi lapangan pada Senin mendatang.
“Kita akan sesuaikan izin yang dikeluarkan dengan kondisi eksisting di lapangan. Saya minta owner hadir, bawa seluruh dokumen perizinan yang dimiliki,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Cipayung 01, Endin Saipudin, mengungkapkan keprihatinannya atas kerusakan yang terjadi di lingkungan sekolahnya.
“Yang rusak itu kamar mandi, tembok pagar, intinya saya ingin aset negara ini dikembalikan ke kondisi semula. Kami ingin perbaikan dilakukan secepatnya demi keamanan dan kenyamanan siswa,” ujarnya.
Endin juga menyebutkan bahwa banjir ini sudah terjadi lima kali dengan titik kerusakan yang berbeda-beda, termasuk kamar mandi dan tembok yang jebol.
“Kami tidak menuntut macam-macam, hanya ingin hak milik negara ini kembali seperti semula,” katanya.
Dari pihak kontraktor proyek dikabarkan telah menyatakan kesediaannya untuk mengganti kerusakan yang terjadi, meskipun pemilik proyek belum turun langsung ke lapangan. Warga sekitar berharap proses ganti rugi dan perbaikan bisa segera terlaksana agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Sebagai langkah awal, lahan sekolah telah dibersihkan dengan bantuan dari Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bogor, agar dapat digunakan kembali untuk kegiatan sekolah termasuk upacara yang dijadwalkan Senin mendatang.
(Pandu)