Cileungsi, SuaraBotim _ Permasalahan sengketa Tanah antara Yayasan Pendidikan Widya Kusuma dengan PT Mentari Bersahabat Indonesia yang belum ada penyelesaian berdampak kepada Siswa dan Guru SMP Widya Kusuma Cileungsi harus mengikuti proses belajar dan mengajar dengan menumpang di Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kalpataru, Desa Cileungsi, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Diketahui, dampak dari permasalahan sengketa tanah antara 2 belah pihak berujung dengan penggembokan pagar Sekolah Widya Kusuma pada Senin 25 November 2024, sehingga ratusan siswa terpaksa harus di rumahkan.
Atas kejadian tersebut, Kepala Sekolah SMP Widya Kusuma Jhoni Sumardi mengharapkan adanya percepatan penyelesaian, agar para siswa dan Guru bisa kembali melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar seperti sedia kala.
“Kami sebenernya berharap bahwa kedua belah pihak yang bersengketa bisa menyelesaikan masalahnya. Nanti setelah masalahnya selesai kami masih bisa menempati gedung sekolah kami sebagaimana mestinya, sehingga anak-anak bisa belajar Sebagaimana mestinya,” ujar Jhoni Sumardi kepada SuaraBotim. Senin (09/12/24).
Jhoni menyebut, dengan SMP Widya Kusuma menumpang gedung untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dianggap tidaklah efektif.
“Sebenarnya kalo kita mau gali pasti semua merasa tidak nyaman, akan tetapi kami menekankan ke Siswa atau menyakinkan ke Siswa dimana pun kita belajar kita harus fokus dan bisa belajar dengan baik. Tetapi jika ditanya apakah itu efektif, ya tidak Efektif, karena sarana yang ada disini dan sarana yang ada di gedung sekolah ya berbeda,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan oleh Artika salah satu siswa SMP Widya Kusuma yang harus mengikuti proses belajar dengan menumpang gedung, berharap ingin kembali lagi ke gedung sekolah Widya Kusuma untuk menimba ilmu.
“Disini ga nyaman. Saya pribadi dan teman-teman pingin sekolah lagi di gedung sana (SMP Widya Kusuma-red). Semoga ajah secepatnya bisa lagi sekolah lagi di gedung yang disana.” cetusnya.
Deni Dawer