Cibinong, SuaraBotim.Com — Proyek cut and fill yang dikerjakan oleh PT Dwi Agra Sejahtera berdampak buruk pada lingkungan sekitar. Salah satunya, pagar SDN Cipayung 01 yang roboh akibat tekanan air dari genangan yang tidak tersalurkan.
Menanggapi hal tersebut, Camat Cibinong, Acep Sajidin, angkat bicara dan memastikan langkah cepat telah diambil. “Ini kejadian yang kelima kalinya, dan kali ini yang paling parah. Karena itu, kami langsung kumpulkan semua pihak, mulai dari kepala sekolah, lurah, RW, RT, bahkan anggota DPRD juga hadir untuk mencari solusi,” katanya kepada SuaraBotim.Com, Sabtu (3/5/25).
Menurut Acep, pihak pengembang telah menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi. “Alhamdulillah, mereka sepakat untuk memperbaiki. Pihak sekolah sekarang sedang menginventarisir kerusakan, mulai dari pagar, toilet, hingga fasilitas lain yang terdampak,” jelasnya.
Dari hasil pengecekan lapangan, Acep menyebutkan, bahwa penyebab utama pagar roboh adalah tidak adanya saluran pembuangan air.
“Air menggenang di sebelah pagar, semakin lama tekanannya semakin besar hingga akhirnya jebol. Kami sudah minta pihak pengembang untuk segera membuat dam kecil atau setu sementara agar air bisa tertampung sebelum dialirkan ke sungai,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kata dia, alat berat milik pengembang juga sudah mulai bergerak untuk membangun dam tersebut, sebagai langkah antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kita tidak tahu kapan hujan besar berikutnya datang, jadi ini harus segera ditangani,” tuturnya.
Selain perbaikan pagar, genangan air setinggi setengah meter juga sempat mengalir ke rumah warga sekitar. Untuk pembersihan, Camat Cibinong menginstruksikan agar menggunakan mobil pemadam kebakaran (damkar) agar prosesnya lebih cepat, mengingat aktivitas belajar mengajar di SDN Cipayung 01 harus berjalan normal mulai Senin.
“Ganti ruginya lagi dihitung, termasuk pagar, WC, dan mungkin ada bangku yang rusak. Nanti semuanya akan disampaikan ke pihak pengembang untuk segera diganti,” ungkapnya.
Sebagai penutup, Acep mengingatkan, semua pengembang di Kabupaten Bogor untuk mematuhi aturan yang berlaku agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Kami di Bogor terbuka untuk investor, tapi harus taat aturan dan koordinasi dengan lingkungan sekitar. Sudah diingatkan beberapa kali, tapi masih ada kelalaian dari pihak pengembang. Ke depan, kami minta ini jadi perhatian serius,” tegasnya.
(Pandu)