Babakan Madang, SuaraBotim.Com _ Rendahnya partisipasi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kabupaten Bogor menjadi sorotan berbagai pihak yang menilai Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor tidak menjalankan tugasnya dengan baik.
Menanggapi hal tersebut, Ketua KPUD Kabupaten Bogor M Adi Kurnia mengatakan, penurunan partisipasi pemilih yang dinilai turun drastis pada Pilkada kali ini karena masyarakat yang enggan untuk mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Karena memang ga bisa menyalahkan pihak mana, memang ini kondisi realita di Kabupaten Bogor seperti ini, jadi animo masyarakat berkurang untuk datang ke TPS,” katanya kepada SuaraBotim.Com.
Adi juga menyampaikan, bahwa penurunan partisipasi pemilih terjadi di berbagai kota, termasuk DKI Jakarta.
“Jadi banyak faktor karena kondisi antusias masyarakatnya sedikit berkurang, karena bukan hanya di Kabupaten Bogor saja. Sama kaya DKI terus di kabupaten kota lainnya trend partisipasi itu menurun,” ungkapnya. Kamis (5/11/24).
Selanjutnya, Adi juga menyampaikan, partisipasi pemilih di Kabupaten Bogor tidak mencapai target yang sudah di sepakati sebelumnya.
“Kalo ini si ga akan nyampe ke 85 persen target kita karena terkait perkiraan kita di angka 60 persen,” tuturnya.
Sementara, Founder Lembaga Studi Visi Nusantara (LS Vinus), Yusfitriadi, menanggapi pernyataan Ketua KPU Kabupaten Bogor tersebut yang dinilai gagal dalam menjalankan tugasnya.
“Saya bisa mengatakan KPU Kabupaten Bogor gagal sebagai penyelenggara Pilkada 2024. Tolak ukurnya adalah tingkat partisipasi masyarakat yang rendah,” cetusnya.
Berdasarkan hasil survei LS Vinus saat quick count Pilkada Kabupaten Bogor pada 27 November 2024, tingkat partisipasi pemilih hanya sebesar 60 persen.
“Angka ini jauh dari target yang dicanangkan KPU Kabupaten Bogor sebesar 85 persen,” paparnya.
“Capaian tersebut menurun drastis dibandingkan dengan Pilkada tahun 2018, di mana tingkat partisipasi pemilih mencapai 71 persen,” tutupnya.
(pandu maulana)