Cibinong, SuaraBotim.Com – Bupati Bogor, Rudy Susmanto, merespons cepat terkair adanya sejumlah anak sekolah di Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, harus menyeberangi aliran sungai demi bisa berangkat sekolah.
pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berjanji akan membangun jembatan rawayan dalam waktu dua minggu ke depan.
“Kemarin kami langsung melakukan survei ke lokasi setelah melihat unggahan tersebut. Terima kasih kepada masyarakat yang telah memviralkan kondisi itu. Kabupaten Bogor sangat luas, kami tidak bisa memantau semuanya, sehingga media sosial menjadi jembatan penting bagi kami untuk melihat kondisi di lapangan,” ujar Bupati Bogor Rudy Susmanto kepada SuaraBotim.Con, Jumat (18/4/25).
Rudy menjelaskan, lokasi kejadian berada di Kampung Sempur, RT 01 RW 04, Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaen Bogor.
“Akses tersebut menjadi jalur penghubung antara Desa Petir (Dramaga) dan Desa Cihideung Udik (Ciampea), yang biasa dilintasi pelajar dan warga,” terangnya.
Menurut Rudy, pihaknya telah menurunkan sejumlah perangkat daerah dan pejabat setempat untuk menindaklanjuti kasus tersebut.
“SKPD yang sudah turun antara lain DPKPP, Camat Dramaga, Kepala Desa Petir, dan Kepala Desa Cihideung Udik. Kami targetkan pembangunan jembatan rawayan selesai dalam waktu dua minggu,” jelasnya.
“Saya memohon maaf sebesar-besarnya atas kondisi ini. Kami akan berupaya secepat mungkin memperbaiki akses tersebut demi kepentingan anak-anak kita agar mereka bisa sekolah dengan aman dan nyaman,” tambahnya.
Ia juga menilai bahwa viralnya kejadian tersebut memiliki sisi positif karena mendorong pemerintah bertindak cepat.
“Tidak semua yang viral itu negatif. Ini justru salah satu contoh positif di mana masyarakat menyampaikan kondisi langsung, dan pemerintah langsung merespons. Ke depan, mari kita bersama-sama membangun Kabupaten Bogor yang lebih baik,” tutupnya.
Sebelumnya, salahsatu siswa kelas 7 di SMP Adi Bangsa Aprianti mengatakan, bahwa ada akses jalan lain tetapi memakan waktu yang cukup lama.
“Kalau lewat jalur yang itu, yaitu Gang Abot kurang lebih 30 menit untuk sampai ke sekolah,” bebernya.
“Kalau ada jembatan kan jadi enak, saya bersama dengan teman-teman yang lain tidak lagi harus nyebrang untuk berangkat ke sekolah,” pungkasnya
(Pandu)