Gunung Putri, SuaraBotim.Com _ Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, H. Achmad Fathoni kunjungi tempat rencana pembangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Kamis (20/2/25).
Menurutnya, keberadaan SMPN di Bojong Kulur sangat dinantikan oleh masyarakat. Hal tersebut menyusul tingginya jumlah lulusan Sekolah Dasar (SD) di wilayah Bojong Kulur, sementara SMP negeri masih belum tersedia.
“ Sebelumnya memang sempat ada rencana pembangunan SMA, tetapi ada penolakan. Saat ini, SMA sudah tersedia di Ciangsana, sedangkan Bojong Kulur yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Gunung Putri masih belum memiliki SMP negeri. Kehadiran SMPN di sini sangat ditunggu,” ujarnya kepada SuaraBotim.com.
Ia meyebut dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) terakhir, Kepala Desa Bojong Kulur kembali mengusulkan pembangunan SMP negeri. Dirinya bersama Amin Sugandi menghadiri pertemuan tersebut dan langsung meminta Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) untuk menindaklanjuti usulan tersebut.
Menurutnya, kendala utama dalam realisasi pembangunan sekolah adalah persyaratan lahan minimal 7.000 meter persegi. Saat ini, sudah tersedia lahan seluas 3.500 meter persegi beserta bangunannya yang dapat digunakan untuk pendidikan.
“Kapasitas 7.000 meter persegi itu untuk menampung kelas maksimal, tetapi jika hanya untuk mengurangi antrean siswa dari Bojong Kulur, hal ini bisa disesuaikan,” ungkapnya.
“Kami mendorong agar sekolah ini segera beroperasi. Bappedalitbang harus segera menindaklanjuti, dan kepala desa juga perlu mendorong secara administrasi,” sambungnya.
Fathoni menambahkan, bahwa Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP), Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), serta Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor telah meninjau lokasi yang diusulkan. Saat ini, pihaknya sedang menunggu kajian dan perencanaan dari pemerintah daerah.
“Kami berharap operasional sekolah bisa dimulai pada tahun ajaran baru mendatang. Namun, kami tetap menyerahkan keputusan kepada dinas terkait. Yang jelas, sudah ada lampu hijau, tinggal menentukan kapan teknisnya bisa dimulai,” ujarnya.
Sementara, Sekretaris Desa Bojong Kulur, Takih mengungkapkan, bahwa pihak kecamatan telah diminta menyiapkan dokumen kajian terkait kesiapan sekolah negeri di Bojong Kulur. Jika SMPN 5 tidak bisa beroperasi tahun ini, mereka tetap berupaya semaksimal mungkin agar terealisasi secepatnya.
“Menurut informasi terakhir, kami akan mendorong sekolah jarak jauh terlebih dahulu. Alhamdulillah, SDN 04 sudah siap untuk menjadi lokasi sementara. Kepala sekolah SDN 04 juga telah menyatakan kesiapan, dan jika memang dilaksanakan tahun ini, maka kegiatan belajar mengajar bisa berlangsung pada sore hari,” jelasnya.
Takih menambahkan, bahwa kebutuhan SMP negeri di Bojong Kulur sangat mendesak, mengingat saat ini terdapat 13 SD di wilayah tersebut, sementara semua SMP yang ada merupakan sekolah swasta. Dari analisa yang dilakukan, sekitar 750 siswa akan lulus SD tahun ini, sementara SMPN 3 Ciangsana hanya mampu menampung sekitar 100 siswa. Sisanya harus mencari sekolah swasta yang biayanya cukup tinggi.
“Sistem zonasi juga menjadi kendala bagi anak-anak kami. Karena tidak ada SMP negeri di Bojong Kulur, mereka harus bersaing masuk ke SMP negeri di daerah lain. Itulah sebabnya kami mendorong agar SMPN 5 Bojong Kulur segera terealisasi. Kami juga mendapat dukungan dari Pak Dewan Achmad Fathoni agar Disdik serius memperjuangkan sekolah ini,” katanya.
Salah satu warga setempat Agung juga menyampaikan, harapannya agar tahun 2025 sudah ada aktivitas belajar di SMPN 5 Bojong Kulur. Dirinya mengungkapkan bahwa banyak lulusan SD yang kesulitan mendapatkan sekolah negeri akibat keterbatasan kuota di SMPN 3 Ciangsana.
“Harapan kami, tahun 2025 sudah ada realisasi. Warga sangat membutuhkan sekolah negeri di sini karena selama ini kuota selalu penuh dan anak-anak harus mencari sekolah swasta yang biayanya mahal. Bangunan sekolah sudah ada, tinggal direnovasi dan segera digunakan,” tutupnya.
(pandu maulana)