Jonggol, SuaraBotim.com – Salahsatu kecamatan di wilayah Bogor Timur tercatat masih memiliki Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) yang rendah.
Hal ini menjadi perhatian serius bagi DPRD Kabupaten Bogor untuk mendorong peningkatan infrastruktur pendidikan untuk memperbaiki kualitas dan akses pendidikan di daerah tersebut.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Beben Suhendar, menyoroti rendahnya angka RLS sebagai indikasi perlunya perhatian lebih di sektor pendidikan.
“Rendahnya RLS menunjukkan bahwa kita harus lebih konsentrasi membangun fasilitas pendidikan. Pemerintah harus konsisten dan konsekuen dalam menambah ruang kelas baru,” ujarnya kepada SuaraBotim.com, Senin (3/2/25).
Menurut Beben, salahsatu alasan masyarakat enggan melanjutkan pendidikan adalah jarak tempuh yang jauh ke sekolah.
“Kenapa orang-orang nggak mau sekolah? Mungkin karena jaraknya terlalu jauh. Idealnya, di setiap satu atau dua desa harus ada SMP negeri dan SMA/SMK. Kalau SD memang sudah ada di mana-mana, tapi untuk jenjang yang lebih tinggi masih minim,” jelasnya.
Beben juga mendorong, percepatan pembangunan IPB Innovation Valley yang direncanakan akan dibangun di Singasari, Jonggol, kehadiran fasilitas pendidikan tinggi seperti IPB di wilayah tersebut dapat meningkatkan minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan.
“Saya mendorong pendirian IPB yang sudah direncanakan. Insyaallah, kita berharap pemerintah segera memfasilitasi perizinannya agar IPB Innovation Valley segera dibangun di Singasari, Jonggol,” katanya.
Beben menjelaskan, bahwa lahan untuk pembangunan sudah tersedia sejak masa kepemimpinan Pj Bupati Bogor, Asmawa Tosepu, dengan luas mencapai 260 hektare.
“Kalau menurut saya, ini persoalan perizinan dari perusahaan. Makanya, kita minta Pemda Kabupaten Bogor harus sigap membantu fasilitasi pendirian IPB. Mereka sudah punya masterplan, tinggal realisasinya,” tegasnya.
Sebelumnya, Pj Bupati Bogor Bachril Bakri mengungkapkan, bahwa rendahnya RLS di Kecamatan Sukamakmur, Bogor Timur, bisa disebabkan oleh banyaknya siswa yang memilih melanjutkan pendidikan ke pesantren setelah lulus SMP.
“Kemungkinan masalah RLS banyak yang putus sekola pada setelah SMP karena mereka langsung masuk pesantren, kesekolah pendidikan agama sehingga tidak tercatat sebagai pendidikan lanjutan,” ucapnya
“Kita mendorong selalu, agar RLS khususnya di Kabupaten Bogor agar lebih baik,” tutupnya.
(Pandu Steven)