Gunung Putri, SuaraBotim.Com – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bogor memberikan apresiasi kepada Pemerintah Desa (Pemdes) Tlajung Udik atas terselenggaranya penyuluhan bahaya narkoba yang digelar di SMPN 4 Gunung Putri.
Kegiatan yang menyasar pelajar tingkat SMP ini dinilai sangat tepat sasaran dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja.
Sarjana Psikologi Penyuluh Narkoba Ahli Pertama di BNN Kabupaten Bogor, Sutriyaningsih mengatakan, bahwa generasi muda, terutama pelajar SMP, kini menjadi salah satu target utama para pengedar narkoba.
“Sasaran kami memang pelajar SMP karena mereka sangat rentan. Bahkan secara nasional, generasi muda menjadi fokus para bandar narkoba,” ujarnya kepada SuaraBotim.Com, Senin (21/4/25).
Dirinya sangat mengapresiasi, langkah yang diambil Pemdes Tlajung Udik dan Karang Taruna dalam mengadakan penyuluhan ini. Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat penting dan harus terus dilakukan secara berkelanjutan.
Kegiatan hari ini sangat luar biasa. Sasarannya tepat dan narasumbernya pun beragam, mulai dari BNN, aspek hukum, agama, medis, dan lainnya. Ini bentuk edukasi yang menyeluruh bagi siswa,” ucapnya.
Sutriyaningsih menyampaikan, bahwa meskipun secara nasional angka penyalahgunaan narkoba sedikit menurun dari 1,77 persen menjadi 1,73 persen, justru penyalahgunaan di kalangan remaja menunjukkan tren peningkatan.
“Angkanya secara nasional turun, tapi yang memprihatinkan justru peningkatan terjadi di kalangan remaja. Ini menjadi sinyal penting bahwa pencegahan harus diperkuat,” jelasnya.
Terkait jenis narkoba yang marak di Kabupaten Bogor, ia mengungkapkan bahwa saat ini tembakau gorila atau narkotika sintetis menjadi yang paling dominan, mengalahkan ganja dan sabu. Selain itu, berbagai modus baru terus bermunculan, seperti kasus “cokelat ganja” yang ditemukan di Bojonggede.
“Daerah perbatasan biasanya menjadi titik rawan. Modusnya pun beragam dan terus berkembang, jadi perlu kewaspadaan ekstra,” katanya.
Ia menegaskan, bahwa penyuluhan saja tidak cukup untuk menekan angka penyalahgunaan narkoba. Efek jera harus ditanamkan melalui tindakan nyata, seperti tes urine secara berkala.
“Generasi sekarang tidak cukup diberi penyuluhan saja. Kita perlu shock therapy, seperti tes urine, agar mereka benar-benar sadar dan takut mencoba narkoba,” tegasnya.
Sementara, salahsatu siswa kelas 8 SMPN 4 Gunung Putri, Agung mengaku, dirinya tidak mengetahui bahaya dari narkoba.
“Awalnya ga tau, karena ada acara kaya gini ya jadi tau. Banyak juga bahaya nya, bisa masuk penjara sama badan jadi rusak,” tutup Agung.
(Pandu)