Cibinong, SuaraBotim.Com – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi ungkap pentingnya menjaga kelestarian hutan yang di nilai sebagai warisan budaya peradaban Sunda.
Dedi Mulyadi menyatakan, bahwa saat ini hutan masih menjadi peninggalan utama di Bogor uang masih tersisa dan hidup.
“Karena bagi saya hutan itu nilai spiritualitas, dia menjadi pusat ekosistem kehidupannya manusia. Masa pusatnya diganggu, kan ga boleh,” ucapnya kepada SuaraBotim.Com, Jum’at (14/3/25).
Menurutnya, lanjut Dedi, dalam tradisi Sunda, hutan dibagi menjadi empat jenis yang memiliki nilai sakral.
“Pertama Leweung Tutupan, itu Leuweung (Hutan) tidak boleh tersentuh disebutnya Taman Nasional,” ujarnya.
Kedua Leuweung Titipan dibawah taman nasional, itu hutan lindung, ketiga Leuweung Awisan ini cadangan kalau yang keempat sudah habis dan terakhir Leuweung Garapan.
“Ini areal-areal sakral yng tidak boleh diganggu. Makanya saya nangis kenapa? Karena areal yg kita sakralkan diganggu. Kenapa? Karena ini pusat ekosistem di sini. Jadi kalau ekosistem diganggu, maka terganggu juga ekosistem, nanti lahir penyakit segala macam,” ungkapnya.
Dedi menjelaskan, bahwa pemahaman tentang hutan yang diwariskan oleh nenek moyang, meskipun tidak dijelaskan dengan bahasa ilmiah, sudah mencakup pemahaman yang dalam tentang keseimbangan alam.
“Dulu orang tua kita belum bisa menerjemahkan dalam bahasa ilmiah seperti hari ini. Kita fokus areal yg mestinya hutan, menjadi hutan,” katanya
“Are yang bisa digunakan untuk garapan tadi ya tidak masalah yang tidak boleh itu hutan garapan tidak boleh masuk areal tutupan. Kan ada aturannya,” tutupnya.
(pandu)