Cibinong, SuaraBotim.Com – Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bogor, Cecep Imam, mengungkapkan bahwa dalam setiap razia atau penertiban, pihaknya kerap menghadapi kebocoran informasi. Ia menyebut selalu ada “cepu” atau informan yang membocorkan rencana operasi kepada pihak yang menjadi sasaran razia.
“Setiap penertiban itu gampang-gampang susah. Secara standar bisa dilakukan, tapi tetap saja ada tantangannya,” ujar Kasatpol PP kepada SuaraBotim.Com, Rabu (12/3/35).
Menurutnya, meskipun Satpol PP menurunkan puluhan personel dalam operasi, tidak semua anggota memiliki persepsi yang sama terhadap tugas yang diberikan.
“Kami menurunkan 40 orang, tapi belum tentu semuanya satu persepsi. Ada kemungkinan kebocoran informasi terjadi, entah dari internal atau eksternal. Tapi kalau ada kegagalan dalam razia, itu berarti ada yang bocor,” jelasnya.
Cecep mengakui bahwa dalam razia sebelumnya, ia telah menerapkan strategi khusus untuk mencegah kebocoran informasi. Salah satunya adalah menyita telepon seluler (HP) seluruh petugas sebelum operasi dilakukan.
“Otomatis kami harus waspada. Saat pembongkaran terakhir yang saya pimpin, tidak ada satu pun yang lolos karena semua HP sudah saya sita sebelum razia dimulai. Kami kumpulkan dulu HP mereka ke dalam plastik kresek,” ungkapnya.
Dengan strategi ini, Cecep menyatakan bahwa razia bisa berjalan lebih efektif. Ia mencontohkan dalam razia terakhir, pihaknya berhasil menyita 8.000 minuman ilegal di empat lokasi berbeda.
Cecep menyatakan, bahwa pihaknya akan terus mengevaluasi dan menindak tegas jika terbukti ada petugas yang berkhianat.
“Ya, bakal kami lakukan evaluasi lagi. Kalau ada yang menjadi ‘cepu’, kemungkinan mereka punya kepentingan pribadi, bisa keponakan atau kenalannya yang jadi pedagang. Tapi sampai sekarang belum ada yang ketangkap,” tegasnya.
Namun, dirinya mengakui, bahwa kebocoran informasi sebelumnya cukup halus, sehingga operasi tetap menemukan minuman ilegal, tetapi target utama, seperti penjaja seks yang menjadi perhatian Camat, belum berhasil ditindak.
(pandu)







