Cibinong, SuaraBotim.Com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mencatat sebanyak 550 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi sepanjang Januari hingga Maret 2025. Dari jumlah tersebut, tiga orang dilaporkan meninggal dunia.
Ketua Tim Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Bogor, Yessi Desputri, mengungkapkan bahwa data tersebut dihimpun sejak awal tahun 2025.
“Data sampai Maret 2025 itu ada 550 kasus se-Kabupaten Bogor dari Januari sampai Maret, dan meninggal tiga orang,” ujarnya kepada SuaraBotim.Com, Sabtu (12/4/25).
Yessi menyebut, Kecamatan Cibinong menjadi wilayah dengan jumlah kasus DBD tertinggi, yakni sebanyak 85 kasus. Disusul oleh Kecamatan Gunung Putri yang juga mengalami lonjakan karena kepadatan penduduk dan banyaknya area permukiman industri.
“Sebaran kasus paling banyak itu di Kecamatan Cibinong 85 kasus, dan diikuti Gunung Putri karena area padat dan juga pemukiman pabrik,” jelasnya.
Korban meninggal akibat DBD masing-masing berasal dari Kecamatan Cibinong, Gunung Putri, dan Parung Panjang.
Menurut Yessi, tingginya kasus DBD dipicu oleh kondisi cuaca yang tidak menentu atau pancaroba. Selain itu, usia produktif menjadi kelompok paling rentan terjangkit.
“Kasus yang terbanyak itu di usia produktif, usia 15 sampai 44 tahun,” tuturnya.
Sebagai langkah pencegahan, Dinkes Kabupaten Bogor telah melakukan berbagai upaya seperti penyuluhan melalui puskesmas, program pemberantasan sarang nyamuk (PSN), penyebaran larvasida, hingga fogging fokus di area yang terdampak.
Yessi juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan aktif menjaga kebersihan lingkungan, terutama di musim pancaroba.
“Karena cuaca pancaroba, tempat perindukan nyamuk seperti genangan air akan menjadi sangat banyak dan akhirnya jentik-jentik akan menetas. Jadi perlu 3M: Menutup, Menguras, dan Mendaur ulang. Bisa juga dengan menanam tanaman lavender serta memelihara ikan-ikan pemakan jentik nyamuk,” pungkasnya.
Sementara, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) Desa Tlajung Udik Asep Suryana mengucapkan, bahwa belakangan ini banyak masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Gunung Putri terjangkit penyakit DBD.
“Akhir-akhir ini banyak pasien yang terjangkit penyakit demam berdarah atau DBD terutama di wilayah Gunung Putri yang disebabkan perubahan cuaca, curah hujan dan tata ruang lingkungan yang tidak sehat,” kata pria yang biasa disapa Bang Rose.
“Kalau kita simak dan amati di daerah Gunung Putri khususnya masih banyak genangan-genangan air yang tersumbat oleh sampah sehingga mengakibatkan terjadinya pengembangbiakan jentik nyamuk,” sambungnya.
Bang Rose juga menyinggung, aparatur setempat seperti lingkungan RT atau RW agar mengadakan kerja bakti seperti membersihkan sampah terutama yang menyumbat di saluran air.
“Bila hal ini rutin dilakukan di setiap lingkungan wilayah RT RW setempat, insyaallah lingkungan akan menjadi sehat dan peluang terjadinya penyakit demam berdarah pun akan berkurang,” tutupnya.
Sebagai informasi, DBD adalah singkatan dari Demam Berdarah Dengue, yaitu penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Penyakit ini umumnya ditandai dengan gejala seperti:
– Demam tinggi mendadak
– Nyeri otot dan sendi
– Sakit kepala hebat
– Ruam pada kulit
– Mual atau muntah
– Kadang disertai dengan pendarahan ringan seperti mimisan atau gusi berdarah
Jika tidak ditangani dengan cepat, DBD dapat menyebabkan komplikasi serius seperti syok dengue (Dengue Shock Syndrome) dan bahkan kematian. Penyakit ini banyak terjadi di daerah tropis dan subtropis, terutama saat musim hujan ketika populasi nyamuk meningkat. Pencegahan utamanya adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk.
(Pandu)