Cibinong, SuaraBotim.Com _ Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Bogor Bambam Setia Aji sebut ketahanan pangan di Kabupaten Bogor dinilai masih rendah karena minimnya lahan pertanian dan regenerasi petani.
“Peningkatan produksi pertanian, kita relatif selalu turun terus menerus, jadi intensifikasi sama eksentifikasi pertanian dianggap rendah sedangkan pertumbuhan penduduk cepat,” kata Plt Ketua DKP Bambam Setia Aji kepada SuaraBotim.Com di DKP Kabupaten Bogor. Kamis (28/11/24).
Bambam menyebut, untuk perhitungan dari pusat tingkat kabupaten, pihaknya harus bisa memproduksi semuanya dengan sendiri untuk menghitung indeks ketahanan pangannya.
“Kita harus bisa memproduksi sendiri tetapi semuanya sudah perkotaan dan setengah masih perdesaan, itu yang kurang pas untuk perhitungan indeks ketahanan pangan kita. Mangkanya kita banyak daerah perkotaan saat ini di Kabupaten Bogor, beda halnya dengan Kota Bogor,” paparnya.
“Kota Bogor tidak wajib produksi, tetapi untuk pemenuhan pangan kita itu tidak kekurangan pangan, daya beli kita tinggi,” tambahnya.
Bambam menuturkan, seperti yang diindikasikan, bahwa IPH Kabupaten Bogor tidak tinggi dan memang ada indikatornya.
“Seperti kan indikasinya IPH kita tidak tinggi, kita masih dibawa, jadi ada memang indikator itu. Kita mengindikatorkan sebagai kabupaten, karena kita sudah mendekati kota sehingga kita tidak bisa mencapai ketahanan pangan yang bagus,” paparnya.
Sementara, Pj Bupati Bogor Bachril Bakri mengungkapkan, indeks ketahanan pangan di Kabupaten Bogor masih dinilai rendah kurang dari angka 100.
“Seharusnya, dari 100 kita 70,46 kalo ga salah jadi seperempatnya lagi kita harus capai 100,” ungkapnya.
“Untuk meningkatkan itu kita akan dibantu IPB, kemaren pak rektor langsung menyampaikan akan ada tim yang akan kesini melihat indikator-indikator apa yang harus kita perbaiki untuk memperbaiki nilai ketahanan pangan,” tutupnya.
(pandu maulana)