Gunung Sindur, SuaraBotim.Com _ Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Pendidikan (Disdik) mendatangi SMP IT Darul Qur’an Mulia untuk memastikan langsung terkait kecelakaan bus rombongan siswa di Tol Pandaan, Malang, Jawa Timur, yang terjadi pada Senin (23/12/2024).
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Nina Nurmasari menyampaikan, kunjungan ini merupakan bentuk dukungan dan keprihatinan terhadap musibah yang menimpa sekolah tersebut.
” Kami hadir mewakili Dinas Pendidikan maupun Pemkab Bogor untuk memastikan langsung data-data yang ada. Ini adalah bentuk dukungan kami kepada pihak sekolah dan keluarga korban,” ucapnya kepada SuaraBotim.Com, Selasa (24/12/24).
Nina menjelaskan, seluruh siswa dalam rombongan telah teridentifikasi dan dirawat di lima rumah sakit. Korban meninggal dunia berjumlah empat orang, yaitu sopir, kondektur, seorang tour leader, dan seorang guru perempuan. Sebanyak 14 siswa sudah dijemput oleh orang tua untuk pulang, sementara siswa lainnya masih dirawat dengan luka ringan hingga berat.
” Untuk informasi medis, kami serahkan kepada pihak rumah sakit. Saat ini, call center juga sudah dibuka di masing-masing rumah sakit untuk membantu keluarga mendapatkan informasi,” ujarnya.
Nina mengungkapkan, bahwa kegiatan ini bukan sekadar studi wisata, melainkan program pengembangan kompetensi bahasa. Rombongan siswa mengikuti program di Pare, Kediri, yang dikenal sebagai pusat pengembangan bahasa.
” Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun, bergantian antara santri laki-laki dan perempuan. Tahun ini giliran santri perempuan. Program ini dilakukan atas permintaan siswa yang didukung oleh orang tua masing-masing dengan izin tertulis,” jelasnya.
Dirinya juga menyampaikan, berdasarkan keterangan pihak sekolah, kecelakaan terjadi di jalan tol yang menanjak dan berbelok ke kiri. Bus rombongan berada di belakang sebuah truk yang mengalami kendala saat menanjak.
“ Sopir truk keluar untuk memasang ganjal ban, namun ban tidak kuat menahan, sehingga truk mundur tak terkendali dan menabrak bus di belakangnya. Kejadian ini murni kecelakaan, tidak ada unsur kesengajaan. Truk yang mundur menjadi penyebab utama, dan bus tidak dapat menghindar karena jarak yang terlalu dekat,” terangnya.
“Kami mencoba memberikan dukungan agar sekolah tidak merasa sendiri dalam menghadapi musibah ini. Kami juga terus berkoordinasi untuk memberikan bantuan yang diperlukan,” pungkasnya.
Saat ini, proses pemulangan jenazah korban tengah berlangsung. Salah satu jenazah guru telah berada di Brebes, dan pihak yayasan telah bersiap di lokasi untuk proses penerimaan jenazah.
(pandu maulana)