Cibinong, SuaraBotim.Com – Seorang pria bernama May Winner Gultom (41), warga Kampung Kaum Pandak, Kelurahan Karadenan, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, tewas secara tragis setelah menjadi korban penganiayaan brutal akibat fitnah yang dilontarkan oleh teman-temannya sendiri.
Kuasa hukum korban, Meka Dadendra, mengungkapkan kronologi kejadian usai menghadiri rekonstruksi kasus dugaan pembunuhan terhadap kliennya pada Jumat, 14 Maret 2025.
Peristiwa tragis ini terjadi pada 5 Januari 2025 sekitar pukul 05.30 WIB. Saat itu, tiga orang teman korban datang ke rumahnya menggunakan dua sepeda motor.
“Ketiga pria tersebut langsung menggedor pintu rumah korban, yang saat itu sedang sendirian usai menunaikan solat subuh. Begitu pintu dibuka, korban langsung diinterogasi dan ditodong dengan senjata api oleh salah satu pelaku berinisial AR,” ucapnya.
Menurut Meka Dadendra, AR dan dua rekannya menuduh korban bersekongkol untuk menipu mereka dengan membawa uang Rp2,5 juta, yang merupakan uang gadai motor milik AR.
“Karena korban belum bisa mengembalikan uang tersebut, ia langsung diikat kedua tangannya ke depan menggunakan lakban dan dianiaya di rumahnya sendiri,” ujarnya.
Tak berhenti di situ, para pelaku kemudian membawa korban ke Kampung Pisang, Kelurahan Sukahati, tempat tinggal mereka. Sesampainya di sana, mereka meneriaki korban sebagai maling motor di hadapan warga sekitar.
“Korban dibawa ke pos warga dan diteriaki maling. Warga yang terprovokasi kemudian ikut menginterogasi dan menganiaya korban secara bergantian,” lanjutnya.
Mirisnya, tak ada satu pun warga yang berusaha menghentikan penganiayaan tersebut. Korban yang tangannya masih terikat akhirnya tak sadarkan diri akibat aksi brutal itu.
Aparat kepolisian yang tiba di lokasi segera mengevakuasi korban ke RSUD Cibinong. Namun, nyawanya tak tertolong. May Winner Gultom meninggal dunia pada 6 Januari 2025 pukul 02.00 WIB.
Tragisnya, karena provokasi yang dilakukan para pelaku, warga setempat menolak untuk membantu prosesi pemakaman korban.
“Banyak warga yang enggan membantu pemakaman korban karena termakan fitnah bahwa korban adalah maling,” pungkasnya.
(pandu)