SuaraBotim.Com – Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten, memiliki tradisi unik yang dikenal sebagai Munggahan.
Tradisi ini menjadi momen istimewa bagi umat Islam untuk berkumpul dengan keluarga, kerabat, dan sahabat dalam rangka menyambut bulan penuh berkah.
Munggahan berasal dari bahasa Sunda yang berarti “menaik” atau “naik derajat”, mencerminkan kesiapan umat Muslim dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan menjelang bulan Ramadhan. Tradisi ini biasanya dilakukan sekitar 1–2 minggu sebelum awal puasa, sebagai bentuk penyucian diri dan persiapan lahir batin.
Selain itu, munggahan juga menjadi ajang saling memaafkan antar sesama, sehingga setiap orang dapat memasuki bulan Ramadhan dengan hati yang bersih dan penuh kedamaian.
Setiap daerah memiliki cara tersendiri dalam merayakan munggahan. Beberapa kegiatan yang umum dilakukan antara lain:
1. Silaturahmi dan Makan Bersama
Munggahan sering diisi dengan acara makan bersama keluarga besar, sahabat, atau rekan kerja. Menu yang disajikan bervariasi, namun di beberapa daerah, makanan khas seperti nasi liwet, ayam bakar, opor ayam, dan aneka lauk pauk khas Sunda atau Jawa** menjadi pilihan utama.
2. Ziarah Kubur
Banyak masyarakat yang melakukan ziarah ke makam keluarga dan leluhur untuk mendoakan mereka. Tradisi ini mencerminkan rasa hormat kepada para pendahulu serta mengingatkan umat Islam tentang kehidupan yang fana.
3. Pengajian dan Doa Bersama
Di beberapa masjid dan majelis taklim, munggahan juga diisi dengan pengajian, dzikir, dan doa bersama sebagai bentuk persiapan spiritual menjelang Ramadhan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman agama serta memperkuat persaudaraan sesama Muslim.
4. Berbagi dan Bersedekah
Sebagai bagian dari persiapan menyambut bulan suci, banyak orang yang melakukan sedekah atau berbagi rezeki dengan kaum dhuafa, anak yatim, atau tetangga yang membutuhkan. Hal ini sejalan dengan semangat Ramadhan yang penuh dengan amal kebaikan dan kepedulian sosial.
Meskipun zaman terus berkembang, tradisi munggahan tetap lestari di tengah masyarakat. Di era modern, acara ini bahkan sering diadakan dalam bentuk buka puasa bersama lebih awal atau acara kantor yang mempererat hubungan antar rekan kerja sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Bagi umat Islam, munggahan bukan sekadar tradisi, tetapi juga momen refleksi diri, memperkuat tali silaturahmi, dan memperbaiki hubungan dengan sesama. Dengan menyambut Ramadhan dengan hati yang bersih, diharapkan ibadah selama bulan suci dapat dijalankan dengan lebih khusyuk dan penuh keberkahan.
Selamat menjalankan tradisi munggahan dan menyambut bulan suci Ramadhan 1446 H dengan penuh suka cita Sobat SuaraBotim.Com!
(pandu)