Suarabotim.com _ Di Tangan Paslon Barsih Bro tidak ada jalan bagi para koruptor demi masyarakat. Semboyan tersebut disampaikan Ketua Tim Pemenang Bormasa-Serin , Petrus Paulus Werembinan saat kampanye tertutup depan simpatisan Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) dan Partai Hati Nurani Rakyat, di depan alun-alun Desa Tumbur, Kecamatan Wertamrian, Kabupaten Kepulauan Tanibar,Maluku. Kamis (26/9/24) pukul 17:00 WIT.
” Bekerja dan berkarya demi Tanimbar. Ini janji Bormasa jika dipercaya masyarakat untuk menahkodai Perahu Duan Lolat ini. Maka tidak ada jalan bagi para koruptor,” ungkap Werembinan dalam kampanyenya.
Menurutnya, Paslon Bormasa-Serin memiliki niat tulus untuk bekerja memakmurkan rakyat Tanimbar. Dua vigur tersebut rela dan akan mengabdikan dirinya untuk rakyat Tanimbar agar mencapai sejahtera.

” Kekuatan Bormasa – Serin adalah Masyarakat. Oleh karena itu, apabila dipercayakan untuk memimpin Tanimbar. Maka Bormasa- Serin akan menata dan mengubah Tanimbar dari berbagai aspek untuk benar-benar dirasakan masyarakat,” ujar Werembinan.
Bukan hanya itu, kata dia, Paslon Barsih Bro akan tegak lurus dan setia terhadap janji politik. Terutama mengeluarkan Tanimbar dari miskin extrim dan berkolaborasi untuk meningkatkan sistem pemerintahan yang terarah dari segala aspek.
Menurutnya, Paslon Bormasa – Serin yang didukung oleh PDIP dan Partai Hanura. Siap menutupi persoalan mendasar dengan program kerja yang berpihak kepada rakyat.
” Saya minta saudara-saudara jangan setia dengan uang merah-merah yang akhirnya menyusahkan kita 5 tahun kedepan. Tapi berikan dukungan kepada Paslon Barsih Bro (Bormasa – Serin) yang betul-betul memiliki jiwa bersih memperjuangkan kepentingan rakyat dengan memenuhi segala program yang direncanakan.” cetusnya.
” Katong jang ulang akang lai, sampai jua. tolak politik uang, Karana jika dipupuk, maka Tanimbar akan susah di kemudian hari.” ajaknya.
Werembinan menambahkan, Paslon lain sebagian besar didukung oleh pengusaha-pengusaha besar. Tapi Bormasa – Serin tidak tergantung dengan para pengusaha yang mendonaturkan keuangannya demi kemenangan.
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari politik balas jasa yang berjangka, karena ketika cara itu di praktikan, akhirnya memunculkan para pemimpin yang hanya peduli kepentingan pribadi dan golongan.
” Jika itu terjadi, nantinya pemimpin merasa berkewajiban mencari keuntungan dari jabatannya. Salahsatunya untuk mengembalikan modal yang keluar dalam kampanye lalu kemudian mengorbankan masyarakat,” pungkasnya.
**Petrus Livurngorvaan