Cileungsi, SuaraBotim.com _ Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah I Provinsi Jawa Barat menggelar pertemuan dengan SMAN 2 Cileungsi terkait dugaan pungutan liar (pungli) terhadap orang tua siswa, Sabtu (11/1/2025).
Dugaan pungli tersebut mencuat setelah laporan bahwa pihak sekolah melakukan pungutan untuk pembelian AC dan makan siang guru, dengan total mencapai Rp1 miliar.
Kasubag Tata Usaha KCD Pendidikan Wilayah I, Cucu Salman mengucapkan, bahwa dirinya meminta pihak sekolah segera memberikan klarifikasi kepada orang tua siswa.
“Pertemuan dengan orang tua harus dilaksanakan maksimal dalam satu minggu. Kami akan terus memantau dan menunggu hasilnya. Jika ada pelanggaran, tindakan tegas akan diambil,” ucapnya kepada SuaraBotim.com.
Cucu menuturkan, dirinya meminta agar pihak sekolah mengembalikan uang hasil pungli tersebut diperkirakan sebesar Rp 1 miliar rupiah.
“Saya khawatir hal tersebut menjadi konsumsi di masyarakat dan menimbulkan kesan buruk di dunia pendidikan, kami arahkan untuk mengembalikan kembali uang tersebut kepada orangtua siswa,” ujarnya.
“Pungutan dari orang tua siswa bervariasi, mulai dari Rp100 ribu hingga Rp3 juta, dengan rata-rata sekitar Rp2,6 juta per siswa,” sambungnya.
Namun, Cucu menilai penggunaan dana tersebut, terutama untuk makan siang guru, sangat tidak pantas.
“Kami menyayangkan pungutan ini, meskipun menurut pihak sekolah diperuntukkan bagi guru honorer. Ini tetap menciptakan narasi negatif di masyarakat,” ungkapnya.
Sebelumnya. Seorang orang tua siswa Marlon Sirait mengaku, prihatin dengan pungutan yang dilakukan oleh sekolah, komite sekolah terkesan memaksa orang tua untuk membayar hingga Rp2,7 juta per siswa, termasuk untuk makan siang guru selama satu tahun.
“Kami keberatan. Anak-anak kami seharusnya mendapatkan pendidikan yang lebih baik, bukan malah dibebankan biaya untuk makan siang guru,” terangnya.
Marlon menyebut, bahwa kebijakan ini bertentangan dengan upaya pemerintah yang ingin memberikan fasilitas gratis kepada siswa, seperti yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang mendukung makan gratis bagi siswa.
“Saat anak kami diharapkan mendapatkan makan gratis, malah kami disuruh membayar untuk makan siang guru. Ini sangat mengecewakan,” pungkasnya.
KCD Pendidikan Wilayah I memastikan akan terus mengawasi penyelesaian kasus ini. Klarifikasi dan pengembalian dana menjadi langkah penting untuk mengatasi keresahan orang tua siswa.
Kasus ini menjadi pengingat bagi seluruh pihak agar transparansi dan integritas tetap dijaga dalam dunia pendidikan.
(pandu maulana)