Gunung Putri, SuaraBotim.Com _ Kapolsek Gunung Putri ungkap motif dibalik pembunuhan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang terjadi di Desa Nagrak, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Kapolsek Gunung Putri AKP Aulia Robby Kartika Putra menjelaskan, dirinya mendapat laporan dari saksi pelapor HD (63) bahwa telah terjadi pembunuhan terhadap teman korban RR (24).
“Kami mendapatkan laporan dari saksi lalu meluncur lokasi kejadian dan benar adanya pembunuhan,” katanya kepada SuaraBotim.com.
AKP Aulia menjelaskan, hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pihaknya berhasil mengamankan beberapa barang bukti.
“Kami berhasil mengamankan satu buah baju warna putih motif bunga, satu buah celana pendek warna hitam, satu buah seprai warna merah, satu buah potongan mata pisau cutter.
Sementara satu buah pisau cutter dalam proses pencarian,” paparnya kepada SuaraBotim.com Selasa (3/12/24).
Lebih lanjut, dirinya menyebut, motif dasar pembunuhan tersebut karena korban tidak mau melayani pelaku.
“Pelaku kecewa, karena korban tidak mau melayaninya,” ungkapnya.
“Pelaku sudah di tetapkan sebagai tersangka dengan Sanksi Tindak Pidana Pembunuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 338 KUHP dan atau Pasal 340 KUHP, dengan ancaman hukuman paling lama 20 tahun, seumur hidup atau hukuman mati,” pungkasnya.
Dirinya menambahkan, identitas korban Risma (24) Sebagai Mengurus Rumah Tangga, asal Desa Sayang Kecamatan Cianjur.
“Untuk pelaku yang berhasil diamankan ditangkap Pihak Kepolisian Polres Bogor dan Polsek Gunung Putri dengan Identitas yaitu AP (19) Pelajar/mahasiswa, Kampung Serang Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi atau Kampung Nagrak Desa Nagrak Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor,” tukasnya.
Sementara, IC (33) salahsatu warga yang kebetulan keluar dari dari Kosan SiNelayan mengatakan bahwa dirinya bukan mampir melainkan habis transaksi me chat.
” Ini mah kosan khusus me chat mas emang gak tau, saya aja suka beberapa kali datang kesini. Katanya sih yang punya orang kota wisata, aman kok mas tenang aja suka ada anggota yang jagain” cetus IC.
Iya menyebut, untuk harga sendiri fariasi dari 200-300 sekali “main”. Tempatnya mendukung karena sepi, dan banyak algojo yang jagain juga.
” Cobain aja mas,” cetusnya sampai tersenyum.
(pandu maulana)